Sumber: Beautynesia.id
INTISARI-Manusia ditakdirkan oleh tuhan dengan
berpasang-pasangan. Ada kalanya pria dan adakalanya wanita. Hampir semua yang
Allah ciptakan berpasangan, akan tetapi tak sedikit juga yang tidak berpasangan.
Jomblo misal,hihihi. Lebih tepatnya ia, belum berpasangan, itu saja.
Awal mula tulisan ini dibuat
bukan untuk memberikan pengarahan maupun anjuran, atau bahkan peringatan bagi kaum
adam dan hawa. Akan tetapi tulisan ini dibuat hanya untuk diri sendiri,
bagaimana penulis memiliki kedua sifat yang terpampang dalam judul.
Asal usul dari pandangan ini
adalah penulis merasa bahwa, permasalahan dalam percintaan tak sedikit yang
merusak. Baik merusak karier, pekerjaan, pertemanan dan lain sebagainya. Padahal
secara dhohir, tidak berpengaruh langsug terhadap kehidupan. Tapi karena
sifatnya rasa, sedangkan manusia di dunia memang mempunyai rasa dan hidup dalam
perasaan, tentu tidak menutup kemungkinan bahwa kasus ini fatal jika tidak tepat
dalam memposisikannya.
Kita sering melihat atau bahkan
mengalami sendiri, ketika bekerja dengan gaji yang cocok, ringan, dan tidak
terlalu menguras tenaga. Seharusnya secara logika kita betah juga senang
bekerja disana. Tetapi jika sudah membawa perasaan dalam menilai pekerjaan itu,
atau jika dirasa pekerjaan itu tidak cocok, tidak enak di hati, tentu tak segan
kita keluar dari sana. Entah ketidak cocokan itu dengan sistem kerja, orang
yang bekerja, atau kasus asmara tertunda
yang mempelopori.
Di era sekarang bagi orang yang
memiliki kepekaan ataupun perasaan yang rendah sering kali mereka mengatakan kepada
wanita yang merasa disenangi pria karena perhatiannya atau gombalannya, dengan
kata Baperan.
Tidak salah, juga tidak benar. Kenapa?,
karena dalam urusan perasaan memang seperti itu, apalagi wanita dalam bertindak,
kita tau semua bisa dipastikan mendahulukan perasaan daripada pikiran. Walaupun
mungkin saja, ada wanita yang bertindak mendahulukan pikiran. Seperti halnya
pria ada juga yang bertindak mendahulukan perasaan, daripada pikiran.
Sesi muqaddimah selesai, mari
kita bahas secara tajam mengenai perasaan ini, dari dua sudut pandang. Karena jika
kita hanya satu sudut pandang. Tak adil namanya.
Pertama, dari sudut pandang wanita,
kenapa?. Karena, secara penelitian lapangan, kebanyakan yang merasa tersakiti
(Tercuaxiti bahasa diera booming Facebook) adalah dari kaum hawa, entah itu
klaim mereka ataupun memang faktanya demikian
Secara wanita memang mendahulukan
perasaan dalam segala kegiatan. Karena memang dominan yang Allah berikan
disana. Akan tetapi, libatkanlah logika/fikiran juga. Allah tidak hanya
memberikanmu perasaan, Allah juga menyertainya dengan pikiran. Kenapa?, agar
engkau bertindak menggunakan keduanya, bukan malah mengalahkan salah satunya. Berdominan
pada perasaan tentu memiliki efek positif yang tak sedikit. Tetapi, berdominan
di perasaan juga tentu memiliki efek positif yang tak banyak pula.
Pada akhirnya kita sering kacau
dengan itu. Patah perasaan, bunuh diri, frustasi, setres gila. Kamu mempunyai
agama dan tuhan, untuk apa?. Serahkan padanya, minta tolong, minta kekuatan,
jangan selalu merasa bahwa kamu harus menyelesaikannya sendiri. Merasa mampu
itu penting, tapi terlalu merasa mampu itu juga fatal. Kita harus mengetahui kemampuan
diri kita, dan kekuatan diri kita dengan tepat.
Jadi ketika kalian merasa BAPER
atau terbawa perasaan atau KEPEDEAN. Ini bukan hanya urusan kita disenangi lo
ya, misal ada ngomongin orang dan kamu merasa meraka ngomongin kamu. Itu juga
termasuk dalam kategori BAPER.
maka, ketika kamu berada pada
posisi itu, sadarlah dan libatkan pikiranmu, juga selalulah berhusnudzon dengan
tidak meninggalkan kerendahan hati. Katakanlah “Barangkali itu bukan saya, mereka
baik, selalu mengingatkanku dengan jelas. Kalaupun itu saya, maka saya harus
berbenah lebih baik lagi, mungkin saja memang saya yang tidak tepat dalam bersikap
maupun bergaul dengan mereka”. Ini yang harus didahulukan, yakni mengkolaborasikan
perasangka positif dengan kerendahan hati. Bukan malah merasa benar dan sok
sokan berkata dengan dagu diangkat “Salah saya Dimana?, salah saya apa dengan
kalian?. Cara itu tidak hanya untuk kasus demikian saja. Termasuk Asmara yang
kepedean juga bisa diatasi dengan cara diatas.
Tentu jika kita menerapkan cara tersebut,
Insya Allah selalu rukun, tentrem, adem, ayem, ekonomi gampang. Hehehehe.......!
Kedua, dari sudut pandang pria. Seorang
pria biasanya selalu menjadi buronan utama dalam kasus asmara wanita yang
kandas. Beberapa kasus, para wanita merasa di PHP, dikasus yang lain, pria merasa
biasa saja. Dalam arti tidak memberi harapan dan Baperin.
Jadi, akhir kata jika kalian para
pria tahu bahwa sifat wanita memang Baperan. Tolonglah, jangan memberi harapan
atau baperin mereka dengan segaal gombalan jitu atau lainnya. Hargai perasaan
mereka dengan berfikir logis dengan membarengi perasaan yang telah Allah
berikan. Patahkan logikamu dengan perasaanmu, dengan mencoba memposisikan diri,
kira-kira kalau aku jadi mereka akan terbawa perasaan tidak?. Jadi, sama-sama
antara pria dan wanita saling untuk mengoreksi dan melihat diri sendiri sebelum
bertindak. Bukan malah persetan dengan perasaan.
Gimana cara melakukannya?, kalian
para pria bisa dengan mewanti-wanti terlebih dahulu, baik secara langsung,
maupun tidak langsung. Secara langsung artinya berkata secara blak-blakan. Tidak
langsung berarti tidak blak-blakan. Wkwkwkwkwk......!!!.
Tentunya, saya tidak perlu
menjelaskan, karena kalian para pria saya yaquin sudah faham mengenai blak-blakan
atau tidak itu seperti apa.
Sebenarnya untuk pria masih
panjang ulasannya, tapii. 800 kata ini saya rasa sudah menguras pikiran anda
membaca tulisan tak berguna ini.
Semoga Bermanfaat, Jangan Lupa
Berikan Kritikanmu di Komentar Maupun Dialog Maya dengan Penulis.
25 Juni 2021
Sptnya Penulis berpengalaman dalam hal membaperi wkwk
BalasHapusPosting Komentar