Refleksi Hari Literasi Nasional 2025

 


Baru sadar, ternyata hari ini Hari Literasi Nasional. Tepat, kemaren 7 September saya baru saja hunting Buku kembali, mencari ke Pasar Buku Surabaya Kampung Ilmu, Ke Bazar Pasar Literasi di Trans Icon, dan ke pusat buku murah ori surabaya. Saya mencari buku, dan pastinya yang Murah dan Original. Saya sangat menghindari Buku Bajakan/Copyan. Rasanya seperti tidak Ngajeni Penulis. Pun jika saya penulis, membeli buku bajakan adalah hal yang amat menyayat hati.

Bagi saya Literasi tidak hanya terbatas membaca Buku. Tapi juga membaca realitas, lingkungan, diri sendiri, peluang, dan sebagainya. Banyak hal yang sebenarnya bisa kita Baca. Jika mau. Buku hanya komponen salah satunya. Toh, membaca buku juga tidak lantas merubah apapun pada diri sendiri, jika tidak diimbangi dengan Refleksi, introspeksi, muhasabah diri. Ya, begitu. Buku adalah bacaan otak. Untuk sampai ke hati, perlu proses lanjut. Begitu mungkin yang saya pahami.

Maka dari itu, sering saya katakan, Bahwa orang pintar itu bukan yang hanya paham soal ilmu pengetahuan keseluruhan, atau yang bacaannya sudah menggudang. Bukan!. "Bagi saya mereka yang pintar adalah yang Mampu Mengendalikan diri, sehingga dengan begitu ia bisa sangat baik dalam berbagai proses interaksi. Baik interaksi dengan diri sendiri maupun dengan orang lain."

Efek interaksi itu akan menimbulkan berbagai efek kebaikan. Jika memang interaksinya baik. Hari ini, tidak ada orang sukses tanpa interaksi. Tidak ada orang sholeh tanpa interaksi. Bahkan tidak ada orang yang bisa masuk surga tanpa interaksi. Paling minim, mereka benar-benar baik berinteraksi dengan diri sendiri. Secara singkat, mereka benar-benar bisa memegang kontrol terhadap dirinya sendiri. Itu yang menurut saya paling pokok.

Kalau orang pintar hanya yang berpengetahuan, atau bacaannya segudang. Maka banyak kita lihat koruptor yang tetap sangar berilmu bahkan rajin membaca meskipun dipenjara. Tapi, apa sikapnya berubah?. Tidak. Bahkan banyak dari mereka justru dengan pengetahuan itu, mengatur strategi korupsi yang lebih apik.

Maka, sekali lagi. Tidak akan ada gunanya membaca buku segudang, tanpa merefleksikan setiap bacaan. Bacaan itu hanya akan mengendap di kepala, dan tidak akan merubah apapun dari diri individu.

Akhirnya, saya tidak pernah tau efek seperti apa di masa depan yang saya peroleh dari membaca buku. Tapi yang jelas, saya suka membaca dan yakin dengan efek positif yang akan ditimbulkannya kelak. Saya hanya senang Belajar, Membaca, Berkontemplasi. Semoga dengan begitu, saya tidak menjadi hamba yang memalukan bagi Tuhan, serta tidak menjadi Umat yang memalukan bagi Nabi Muhammad Saw.

Semoga Allah Subhanahu Wata'ala senantiasa Memberikan saya keselamatan Dunia - Akhirat. 

Surabaya, 8 Sep 2025

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama