Batu Gokil, Pembawa Kabur Pakaian Nabi Musa

 


Membicarakan Nabi Musa, tentu yang akan teringat adalah Raja kejam yang tidak memiliki belas kasih, yaitu Fir’aun. Namun siapa sangka, jika kita bisa membicarakan nabi musa dari segi kisah kocak yang pernah diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW.

Nabi pernah bercerita tentang nabi musa, yaitu cerita saat pakaian beliau dibawa lari oleh batu atas kehendak Allah. Kisah tersebut terekam dalam kitab Shahih Bukhari dari riwayat Abu Hurairah:


 حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ يَغْتَسِلُونَ عُرَاةً يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ وَكَانَ مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْتَسِلُ وَحْدَهُ فَقَالُوا وَاللَّهِ مَا يَمْنَعُ مُوسَى أَنْ يَغْتَسِلَ مَعَنَا إِلَّا أَنَّهُ آدَرُ فَذَهَبَ مَرَّةً يَغْتَسِلُ فَوَضَعَ ثَوْبَهُ عَلَى حَجَرٍ فَفَرَّ الْحَجَرُ بِثَوْبِهِ فَخَرَجَ مُوسَى فِي إِثْرِهِ يَقُولُ ثَوْبِي يَا حَجَرُ حَتَّى نَظَرَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ إِلَى مُوسَى فَقَالُوا وَاللَّهِ مَا بِمُوسَى مِنْ بَأْسٍ وَأَخَذَ ثَوْبَهُ فَطَفِقَ بِالْحَجَرِ ضَرْبًا فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاللَّهِ إِنَّهُ لَنَدَبٌ بِالْحَجَرِ سِتَّةٌ أَوْ سَبْعَةٌ ضَرْبًا بِالْحَجَرِ


Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Nashir berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq dari Ma'mar dari Hammam bin Munabbih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 


"Orang-orang bani Israil jika mandi maka mereka mandi dengan telanjang, hingga sebagian melihat sebagian yang lainnya. Sedangkan Nabi Musa 'Alaihis Salam lebih suka mandi sendirian.


Maka mereka pun berkata, "Demi Allah, tidak ada menghalangi Musa untuk mandi bersama kita kecuali karena ia adalah seorang laki-laki yang kemaluannya kena hernia. Lalu pada suatu saat Musa pergi mandi dan meletakkan pakaiannya pada sebuah batu, lalu batu tersebut lari dengan membawa pakaiannya.


Maka Musa lari mengejar batu tersebut sambil berkata 'Wahai batu, kembalikan pakaianku! ' sehingga orang-orang bani Israil melihat Musa.


Mereka lalu berkata, 'Demi Allah, pada diri Musa tidak ada yang ganjil.' Musa kemudian mengambil pakaiannya dan memukul batu tersebut dengan satu pukulan."


Abu Hurairah berkata, "Demi Allah, sungguh pada batu tersebut terdapat bekas pukulan enam atau tujuh akibat pukulannya."


Kisah di atas juga terekam dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab: 69, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan Musa adalah seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah,” (QS Al-Ahzab: 69).


Pelajaran yang dapat di petik adalah: 

 

1.    Kisah di atas menginformasikan kepada kita bahwa kaum pria Bani Israil memiliki kebiasaan mandi bersama dalam keadaan telanjang. Namun, kebiasaan itu tidak diperbolehkan dalam syariat kita.

2.    Betapa pemalunya Nabi Musa as., sehingga merasa malu bila terlihat auratnya.

3.    Para nabi dan rasul tidak pernah selamat dari gangguan orang-orang bodoh. Begitu pula orang-orang yang saleh. Namun, mereka dekat dengan pertolongan Allah selama mereka bersabar.

4.    Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Termasuk saat Dia berkehendak membebaskan Musa dari segala tuduhan.

5.    Betapa kuatnya pukulan tongkat nabi Musa, sampai membekas pada batu. Padahal sebuah tongkat, apalagi yang terbuat dari kayu, tidak mungkin meninggalkan bekas pukulan pada batu.        

6.    Para nabi adalah manusia paling sempurna, baik dalam hal fisik maupun budi pekerti. Sebab, Allah memilihnya untuk mengemban risalah-Nya, menunaikan amanat-amanat-Nya sebagai manusia terbaik. Wallahu a'lam

 

Sumber: nu.online – Shahihul Bukhari Bab Mandi Hadis No. 278 Hal. 67


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama