Refleksi Tanpa Arah


Sadar atau tidak, semua masalah yang kita alami ternyata selalu terurai seiring dengan berjalannya waktu. Paling yang membedakan hanyalah apakah masalah tersebut terurai dengan baik ataukah dengan buruk. Jika kita selalu berusaha dan memberikan yang terbaik pada penyelesaian masalah,  yakin pasti hasilnya terurai dengan baik.

Memilih kehidupan tanpa masalah adalah sesuatu yang mustahil. bahkan, kemungkinan besar tidak akan ada kehidupan. Awal kehidupan terjadi sendiri berawal dari masalah. Nabi Adam diturunkan ke bumi bersama sayyidah Hawa disebabkan karena masalah. Maka, bisa kita bayangkan andai kata tidak ada masalah sedari awal, apa mungkin kita akan lahir berada di dunia ini?. Yakin, tidak. Kendati semuanya memang takdir Allah.

Imam Syafi’i pernah bersyair:

﴿ وَلَا حُزْنٌ يَدُوْمُ وَلَاسُرُوْرٌ ۞ وَلَابُؤْسٌ عَلَيْكَ وَلَا رَخَاءُ ﴾

Tiada kesedihan yang kekal, tiada pula kegembiraan yang abadi # Demikian pula, tiada kefakiran yang lama, dan tiada pula kemakmuran yang lestari”.

Inti dari syair tersebut, tidak ada sesuatu di dunia ini yang kekal abadi. Masalah misalnya. Yang perlu kita lakukan adalah menjalani dan berusaha untuk menyelesaikan tahap demmmi tahap dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi, dengan prinsip yang kuat tahan banting.

Siklus kehidupan selalu berputar layaknya bumi, sedih-gembira, miskin – kaya, begitupun seterusnya. Kita sering terkecoh dengan berbagai hal yang kelihatannya sangat nikmat, padahal itu tak lebih dari hayalan belaka.

Anis Mansour seorang penulis mesir dalam bukunya yang berjudul “Makhluk-makhluk yang kembali ke Langit” pernah menuturkan bahwa setiap orang dilahirkan telanjang, lalu ia berpakaian sesuai dengan yg ia suka, pada awalnya mereka miskin lalu menjadi kaya. Namun, mereka akan selalu kembali ke pada kemiskinan karena terpedaya oleh nafsu. Makanya kita sering melihat orang kaya, tapi tidak memiliki uang sama sekali (pailit), atau orang kaya yang tidak bisa menikmati kekayaannya karena sakit parah. Maka kekayaan tersebut hanyalah khayalan bagi mereka. Hal tersebut terjadi karena kehidupan yang mereka jalani terlalu berlebihan dan terkesan semaunya sendiri. Secara tidak sadar kita juga sering melakukan hal yang demikian lo.

Contoh kecil, kita membeli pakaian, tentu yang kita pilih dan yang kita beli adalah pakaian yang menurut diri kita paling bagus atau paling kita inginkan. Padahal, fungsi pakaian itu sendiri hanyalah sebagai penutup belaka. Kita beranggapan bahwa dengan pakain yang baik kita akn merasa lebih baik pula, dihormati, disegani dan dimuliakan. Padahal, tidak lebih mereka hanya memuliakan pakainmu, bukan dirimu. Yah, begitulah manusia.

Kesimpulan akhirnya, jangan pernah berputus asa dalam mengurai berbagai masalah yang ada. Tetaplah pada titik koordinatmu, layaknya bumi yang berjalan sesuai dengan garisnya.

Jalani dengan sungguh-sungguh, semua akan indah pada waktunya.

Wallahua’lam


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama