Sumber: Unplash.com
Maqolah yang luar biasa menurut saya. ada tiga pekerjaan yang terberat di dunia ini, bahkan ukuran beratnya bisa dikatakan menjadi ukuran berat seluruh manusia di dunia.
Pertama, Sikap dermawan disaat sempit. Tentu aneh sebenarnya bila dinalar. Disaat sempit justru kita dianjurkan untuk memunculkan sifat kedermawanan kita. Dalam kacamata saya, dermawan tidak hanya memberi uang, akan tetapi memberikan segala apapun yang kita punya dan bisa untuk kita berikan. Rasulullah pernah Bersabda yang kurang lebih artinya seperti ini:
"Barang Siapa yang ingin diangkat segala kesusahannya, hendaknya ia meringankan kesusahan sesama (orang lain)".
Kedua, Menjauhi Dosa dikala sendiri. Potensi Dosa lebih banyak terjadi saat sendiri dibandingkan saat beramai-ramai. Lebih banyak orang islam, selalu mengingatkan sesamanya akan sebuah dosa. Jadi, kemungkinan terbanyak terjadinya dosa adalah saat sendiri.
Maka tak salah bila ada Peringatan ketika ada satu pasangan lawan jenis berduaan, dalam kesepian, kesunyian tanpa ikatan yang sah, maka bisa dipastikan yang ketiganya adalah syaitan. Syaitan ikut berkontribusi, berbisik-bisik hangat, menyulut hawa nafsu agar membara.
Ketiga, Berkata Benar dihadapan orang yang ditakuti. ini yang biasanya menjadi problem berat orang muslim, bila ingin mengingatkan sesama. biasanya penyakit yang timbul antara takut dan Sungkan/ewoh jadi satu, akhirnya bingung. Walhasil, yawdah biarin.
Untuk menggugah selera yang nomer tiga, kalian pernah ga sih?, dengar ceritanya Shulthonul Awliya Asy Syaikh Abdul Qadir Al Jailani Ra.
Konon saat hendak berangkat mondok beliau dihadang oleh sekawanan perampok, yang hendak merampok beliau. Ibunya pada saat itu sudah mengantisipasi hal tersebut, dengan menaruh uang saku beliau di beberapa saku yang berbeda-beda.
Walhasil saat ditanya oleh perampok:
Apakah kamu punya uang duhai anak muda?. Tanya perampok
wahh tentuu, saya punya uang banyak sekali, disini ada, disini ada, disini ada. Jawab Syeikh Abdul Qodir Kecil.
Seluruh tempat persembunyian uang disebutkan semuanya. Biidznillah, yang terjadi justru aneh. perampok tadi malah kaget dan seketika kagum dengan beliau. Wal Hasil, beliau tidak jadi di palak. Dan konon, perampok tadi menjadi murid beliau.
Ceritanya, ketika aku hendak pergi dari Makkah menuju Baghdad untuk menuntut ilmu, ibuku memberiku empat puluh dinar. Ia memintaku berjanji untuk selalu jujur. Dalam perjalanan, ketika kami tiba di kota Hamdan, sekawanan perampok mencegat kami.
Mereka menangkap kami, dan seorang di antara mereka menghampiriku dan berkata:
“Apa yang kau miliki?”
Aku menjawab, “Empat puluh dinar.”
Dia mengira aku memperoloknya. Dia meninggalkanku.
Lalu seorang perampok lainnya melirik padaku dan berkata, “Apa yang kau miliki?”.
Aku pun mengatakan hal yang sama. Maka ia membawaku ke pemimpin mereka.
Sang pemimpin menanyaiku dan aku pun lagi-lagi mengatakan hal yang sama. Ia berkata, “Apa yang membuatmu jujur?”
“Ibuku memintaku berjanji untuk selalu jujur, maka aku takut mengkhianati janjiku pada ibuku.”
Tiba-tiba, sang pemimpin rampok itu menjerit dan menangis. Ia berkata: “Kamu takut berkhianat pada janjimu kepada ibumu, sementara aku tak takut berkhianat pada janjiku kepada Allah!?”
Beberapa saat kemudian, ia keluarkan perintah untuk mengembalikan seluruh harta dari kafilah kami. Dan ia pun berkata, “Berkat dirimu, aku bertobat kepada Allah.”
Seluruh anak buahnya pun berkata, “Engkau pemimpin kami dalam merampok, maka hari ini pun engkau pemimpin kami dalam bertaubat.”
Posting Komentar