Sumber: Canva.Ai
Apa kau tahu seorang lelaki penakut?
Ia yang tak
mampu memberikan kebahagiaan pada kekasihnya.
Tapi, apa
ada yang lebih pengecut darinya?
Yaitu ia
yang mencintai dengan sepenuh hati, memberikan harapan, menumbuhkan rasa
percaya, namun tak pernah memiliki keberanian untuk menikahi.
Kebahagiaan
sejati sesungguhnya bisa diwujudkan bersama-sama. Dengan menyatukan ikatan
pernikahan antara seorang laki-laki dan perempuan. Bagiku, tingkat cinta yang
paling tinggi terletak di sana. Saat seorang lelaki berdiri dengan keyakinan,
cinta yang kokoh, dan keberanian yang tak gentar, menuju rumah kekasihnya.
Membawa serta orang tua, saudara, kakek, nenek, dan seluruh keluarganya.
Kepada
mereka, ia seolah ingin menunjukkan:
Inilah
perempuan yang akan aku cintai selamanya. Yang akan menemaniku dalam setiap
langkah hidup. Yang akan bersamaku mewujudkan cita-cita. Ia yang paling aku
hormati. Ia yang akan menjadi ibu bagi anak-anak hebatku.
Dan kepada
kekasihnya, ia seperti berkata:
Aku,
dengan segenap kekuatan dan ketulusan hati, bersama keluargaku, datang karena
aku bangga mengenalmu. Aku ingin mereka semua mengenalmu. Aku ingin seluruh
dunia tahu bahwa kaulah wanita terhebat dalam hidupku setelah ibuku. Aku
benar-benar siap mengucapkan janji suci pernikahan, seperti Rasulullah yang
mempersunting Khadijah dengan penuh kehormatan. Engkau adalah Khadijah bagi
Muhammadku.
Begitulah
indahnya pernikahan. Dan pernikahan tidak untuk seorang yang penakut.
Baca Juga: Rezeki yang Jatuh Ke Lantai
Penakut
dalam persoalan mental: yang lebih takut pada omongan orang, cemoohan, atau
keraguan, daripada pada kegagalan menunaikan tanggung jawab mencintai dengan
benar. Tidak semua orang sanggup berdiri teguh ketika direndahkan karena
kesederhanaan atau dikucilkan karena pilihan hidup.
Penakut yang
tak pernah mengambil tindakan nyata untuk membahagiakan kekasihnya. Yang hanya
pasrah pada keadaan, berharap takdir bekerja sendiri tanpa upaya.
Namun,
kebahagiaan tak pernah berpihak pada sikap menyerah.
Tuhan tak
akan mengulurkan tangan bagi mereka yang menolak berjuang.
Dan bagi
yang hanya berdiam, hanya berharap tanpa langkah, kelak hanya ada satu tempat
yang layak dituju:
“Dunia Kekalahan”.
Tempat itu
memang cocok bagi mereka yang memilih bersembunyi dari keberanian.
Jangan
kembali dari sana.
Kecuali jika suatu hari kau pulang dengan keberanian yang nyata.
Posting Komentar